Tangkap Peluang, KBRI Tokyo Gelar Business Meeting on Biomass

By Admin

nusakini.com--Energi biomassa memiliki peluang yang sangat besar dalam menggantikan bahan bakar minyak dan gas alam, begitu pula di Jepang. Jepang sendiri menargetkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi 25% pada tahun 2030 yang mana pada saat ini di level 14,6%. 

Menangkap peluang ini dan dalam rangka promosi dan diplomasi sawit Indonesia di pasar Jepang, KBRI Tokyo pada tanggal 10- 11 Juli 2017 mengadakan beberapa rangkaian acara bersama para pemangku kepentingan Indonesia terkait biofuel dan biomass yang dipimpin oleh Bapak Bayu Krisnamurthi, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) dengan counterpart Jepang yang terdiri dari kalangan Pemerintah, Importer dan Investor. 

Industri palmoil Indonesia memiliki 20 tahun pengalaman dan kapasitas yang cukup mapan dengan bahan bakar biomassa yang paling kompetitif dalam jumlah besar; memproduksi dan memasok energi terbarukan untuk pasar domestik dan ekspor. Di tahun 2016 produk Palm Kernel Shell (PKS) asal Indonesia menguasai pasar Jepang dengan kisaran 52%. 

Pada kesempatan business matching di KBRI Tokyo beberapa perusahaan Indonesia ikut hadir antara lain dari PT. Wilmar Nabati Indonesia, Sinar Mas Agribusiness and Food PT. Smart Tbk, PT. Tunas Baru Lampung, dan Permata Hijau Group. 

Selain dari pihak swasta, kegiatan promosi dan diplomasi sawit ini juga di dampingi oleh beberapa Asosiasi terkait seperti Asosiasi Produsen Biofuel (APROBI), Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI), dan K/L terkait seperti Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi (EBTKE) Kementerian ESDM dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP). 

Ketua APCASI Dikky Akhmar menyatakan pihaknya akan menandatangi kontrak penjualan cangkang sawit dengan pihak Jepang untuk 10 tahun ke depan. Pasokan cangkang akan digunakan untuk 5 pembangkit listrik di Jepang dengan kapasitas sekitar 320 MW. 

Duta Besar KBRI Tokyo, Arifin Tasrif, menambahkan bahwa telah ada rencana investasi pembangunan pembangkit listrik 40 MW di Ibarakki yang akan menggunakan biofuel sawit dari Inodnesia sebagai bahan baku energinya. 

Selepas acara di Tokyo, rombongan promosi dan diplomasi sawit Indonesia melanjutkan kunjungan ke Kyoto untuk menjajaki kerjasama riset bidang biomassa untuk energy bersama dengan Kyoto University dan Seminar Biofuel dan Biomass di Rihga Royal Hotel Osaka.(p/ab)